ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN PLAZA TELKOM SURABAYA

Penulis

  • Clifford Bela Marcelo P. Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Widya Kartika

Kata Kunci:

Bangkitan dan Tarikan, Kinerja Lalu Lintas, MKJI

Abstrak

Pembangunan Gedung Plaza Telkom yang berdiri pada tanah seluas ± 5637 m2 dengan total luas bangunan ± 17.856 m2 diperkirakan akan menimbulkan bangkitan dan tarikan yang cukup besar sehingga berdampak pada penurunan kinerja ruas jalan dan simpang di sekitar kawasan Jl. Arif Rahman Hakim dan Jl. Manyar Kertoadi Surabaya. Untuk itu, perlu dilakukan kinerja lalu lintas pada pembangunan Gedung Plaza Telkom agar dampak penurunan dari kinerja jaringan jalan dan simpang dapat diminimalisir, serta dapat memberikan solusi pemecahan masalah lalu lintas yang terjadi akibat pembangunan Gedung Plaza Telkom tersebut. Tahapan analisa dampak lalu lintas meliputi peramalan tarikan dan bangkitan perjalanan setelah adanya kantor, yang mana didapat dari perbandingan 3 Gedung Telkom di Surabaya, yakni Grapari Telkomsel Dinoyo, Kantor Plasa Telkom Kendangsari, dan Kantor Telkom regional V Ketintang Surabaya, kemudian dilakukan analisa kinerja lalu lintas simpang kondisi eksisting, menganalisa peramalan lalu lintas baik tanpa maupun dengan pembangunan kawasan, menganalisa kebutuhan dan ketersediaan parkir, serta menyusun alternatif rekomendasi penanganan dampak lalu lintas akibat adanya pembangunan kantor tekom tersebut. Analisis perhitungan kinerja persimpangan mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997). Hasil dari analisa menunjukkan bahwa kondisi eksisting pada Simpang bersinyal Jl. Manyar Kertoarjo adalah 1,31 , sedangkan di masa konstruksi adalah 1,31 kemudian di masa operasi juga 1,31 dan prediksi 5 tahun mendatang adalah 1,43. Semuanya DS diatas angka 0,75, sudah memiliki tingkat pelayanan yang buruk,.Sedangkan simpang bersinyal Simpang bersinyal Jl. Kertajaya Indah - Jl. Raya Kertajaya Indah - Jl. Dr. Ir. H. Soekarno juga. Kemudian dilakukan perbaikan pada simpang tersebut dengan beberapa kombinasi alternatif yaitu pelebaran geometrik jalan sebesar 7m menjadi 10m pada simpang Jl. Arief Rahman Hakim – Jl. Dr. Ir. Soekarno serta pengaturan ulang waktu hijau. Sedangkan pada simpang Jl. Kertajaya Indah - Jl. Raya Kertajaya Indah - Jl. Dr. Ir. H. Soekarno dilakukan pengurangan fase dari empat fase menjadi tiga fase sehingga didapatkan tingkat pelayanan yang lebih baik dari kondisi sebelum perbaikan. Untuk tingkat pelayanan simpang Jl. Arief Rahman Hakim – Jl. Dr. Ir. Soekarno pada kondisi eksisting setelah perbaikan. Untuk tingkat pelayanan simpang Jl. Kertajaya Indah - Jl. Raya Kertajaya Indah - Jl. Dr. Ir. H. Soekarno pada kondisi eksisting setelah perbaikan.

Diterbitkan

2019-10-21